Selamat datang kembali di serial Nahwu Al-Ajurumiyyah! Kita telah menuntaskan pembahasan tentang tanda-tanda Rafa’, Nashab, dan Khafadh/Jar. Kini, kita akan melangkah ke kondisi I’rab yang keempat dan terakhir, yaitu Jazm (الْجَزْمُ).

Jazm adalah kondisi I’rab yang khusus untuk Fi’il Mudhari’. Isim tidak akan pernah di-jazmkan. Pada artikel sebelumnya (037), kita telah mendapatkan gambaran umum tentang dua tanda Jazm: Sukun dan Hadzf (pembuangan).

Sekarang, kita akan mendalami tanda Jazm yang pertama dan paling utama, yaitu Sukun (السُّكُونُ). Matan Al-Ajurumiyyah menjelaskan:

فَأَمَّا السُّكُونُ: فَيَكُونُ عَلَامَةً لِلْجَزْمِ فِي الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ الصَّحِيحِ الْآَخِرِ.

Artinya: “Adapun Sukun, maka ia menjadi tanda Jazm pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir.

Fokus kita pada artikel ini adalah pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir sebagai tempat Sukun menjadi tanda Jazm. Tanda Jazm lainnya (Hadzf) akan kita bahas pada artikel berikutnya.

Untuk menyegarkan ingatan, dua tanda Jazm adalah:

  1. Sukun (ـْ): Tanda asli.
  2. Hadzf (حذف): Tanda pengganti (pembuangan huruf illat atau Nun).

Tanda Jazm Sukun pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir

Agar Fi’il Mudhari’ di-jazmkan dengan Sukun, ada dua syarat utama yang harus terpenuhi:

1. Apabila Huruf Akhirnya Bukan Huruf Illat (Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir)

Ini berarti Fi’il Mudhari’ tersebut harus berjenis Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir (فِعْلٌ مُضَارِعٌ صَحِيحُ الْآَخِرِ).

  • Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir adalah fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya bukan salah satu dari huruf illat (Alif ا, Wawu و, atau Ya’ ي).

  • Contoh:

    • يَكْتُبُ (Dia menulis) – berakhir Ba’

    • يَذْهَبُ (Dia pergi) – berakhir Ba’

    • يَجْلِسُ (Dia duduk) – berakhir Sin

    • يَفْهَمُ (Dia memahami) – berakhir Mim

    • يَعْلَمُ (Dia mengetahui) – berakhir Mim

2. Ketika Belum Tersambung dengan Apapun

Fi’il Mudhari’ tersebut harus:

  • Tidak bersambung dengan Alif Tatsniyah, Wawu Jama’ah, atau Ya’ Mukhatabah. (Dengan kata lain, ia bukan termasuk Af’alul Khamsah). Jika termasuk Af’alul Khamsah, Jazmnya adalah dengan membuang Nun, bukan Sukun.

    • Contoh yang tidak bersambung: يَكْتُبُ (dia sedang menulis).

    • Contoh yang bersambung: يَكْتُبُونَ (mereka sedang menulis) – ini Af’alul Khamsah.

  • Tidak bersambung dengan Nun Taukid (نُونُ التَّوْكِيدِ) dan Nun Niswah (نُونُ النِّسْوَةِ). Jika bersambung dengan kedua Nun ini, Fi’il Mudhari’ akan menjadi Mabni, bukan Mu’rab (sehingga tidak di-jazmkan dengan Sukun).

    • Contoh yang tidak bersambung: يَكْتُبُ (dia sedang menulis).

    • Contoh yang bersambung: لَيَكْتُبَنَّ (sungguh dia akan menulis) – ini mabni.

Jadi, tanda Jazm Sukun berlaku pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir yang tidak termasuk Af’alul Khamsah dan tidak bersambung dengan Nun Taukid atau Nun Niswah.

Contoh I’rab Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir

Berikut adalah contoh I’rab Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir dalam kondisi Rafa’, Nashab, dan Jazm:

No.

Fi’il Mudhari’ Asli

Rafa’ (dengan Dhammah)

Nashab (dengan Fathah)

Jazm (dengan Sukun)

Terjemahan (contoh)

1

يَكْتُبُ

يَكْتُبُ

لَنْ يَكْتُبَ

لَمْ يَكْتُبْ

Dia menulis

2

يَذْهَبُ

يَذْهَبُ

لَنْ يَذْهَبَ

لَمْ يَذْهَبْ

Dia pergi

3

يَجْلِسُ

يَجْلِسُ

لَنْ يَجْلِسَ

لَمْ يَجْلِسْ

Dia duduk

4

يَفْهَمُ

يَفْهَمُ

لَنْ يَفْهَمَ

لَمْ يَفْهَمْ

Dia memahami

5

يَعْلَمُ

يَعْلَمُ

لَنْ يَعْلَمَ

لَمْ يَعْلَمْ

Dia mengetahui

6

يَنْصُرُ

يَنْصُرُ

لَنْ يَنْصُرَ

لَمْ يَنْصُرْ

Dia menolong

7

يَفْتَحُ

يَفْتَحُ

لَنْ يَفْتَحَ

لَمْ يَفْتَحْ

Dia membuka

8

يَدْخُلُ

يَدْخُلُ

لَنْ يَدْخُلَ

لَمْ يَدْخُلْ

Dia masuk

9

يَخْرُجُ

يَخْرُجُ

لَنْ يَخْرُجَ

لَمْ يَخْرُجْ

Dia keluar

10

يَسْمَعُ

يَسْمَعُ

لَنْ يَسْمَعَ

لَمْ يَسْمَعْ

Dia mendengar

Contoh-Contoh

  1. لَمْ يَكْتُبْ الطَّالِبُ الدَّرْسَ.
    • Siswa itu belum menulis pelajaran.
    • يَكْتُبْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun yang jelas terlihat di akhir kata.
  2. لَا تَذْهَبْ إِلَى السُّوقِ وَحْدَكَ!
  3. Jangan kamu pergi ke pasar sendirian!
  4. تَذْهَبْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ. Tanda Jazmnya adalah Sukun yang jelas terlihat.
  5. لِيَجْلِسْ كُلُّ وَاحِدٍ فِي مَكَانِهِ.
    • Hendaklah duduk setiap orang di tempatnya.
    • يَجْلِسْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului لَامُ الْأَمْرِ. Tanda Jazmnya adalah Sukun yang jelas terlihat.
  6. إِنْ تَعْمَلْ خَيْرًا تَجِدْهُ.
    • Jika kamu berbuat kebaikan, kamu akan menemukannya.
    • تَعْمَلْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm sebagai Fi’il Syarat karena didahului huruf Jazm إِنْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.
    • تَجِدْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm sebagai Jawabul Syarat. Tanda Jazmnya adalah Sukun.
  7. لَمَّا يَفْهَمْ الطَّالِبُ الدَّرْسَ.
    • Siswa itu belum juga memahami pelajaran.
    • يَفْهَمْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمَّا. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

Contoh dari Ayat Al-Quran

QS. Al-A’raf (7): 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

  • تَغْفِرْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

  • تَرْحَمْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena tabi’ kepada fi’il yang dibaca jazm sebelumnya (تَغْفِرْ). Tanda Jazmnya adalah Sukun.

QS. Al-Kahfi (18): 78

قَالَ هٰذَا فِرَاقُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَۚ سَاُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًا

Dia berkata, “Inilah (waktu) perpisahan antara aku dan engkau. Aku akan memberitahukan kepadamu makna sesuatu yang engkau tidak mampu bersabar terhadapnya.

  • تَسْتَطِعْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

QS. Al-Ikhlas (112): 3

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

  • يَلِدْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

  • يُولَدْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَمْ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

QS. Al-A’raf (7): 142

وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚوَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ

Kami telah menjanjikan Musa (untuk memberikan kitab Taurat setelah bermunajat selama) tiga puluh malam. Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi). Maka, lengkaplah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa berkata kepada saudaranya, (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”

  • تَتَّبِعْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

QS. Al-Baqarah (2): 286

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ

Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

  • تُؤَاخِذْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

  • تَحْمِلْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

  • تُحَمِّلْ: Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Berkedudukan Jazm karena didahului huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ. Tanda Jazmnya adalah Sukun.

Ringkasan

  • Jazm adalah I’rab khusus untuk Fi’il Mudhari’.

  • Sukun (ـْ) adalah tanda Jazm yang asli.

  • Ia menjadi tanda Jazm pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir (yang huruf akhirnya bukan huruf illat).

  • Selain itu, Fi’il Mudhari’ tersebut juga harus tidak bersambung dengan Alif Tatsniyah, Wawu Jama’ah, Ya’ Mukhatabah (bukan Af’alul Khamsah), Nun Taukid, atau Nun Niswah.

  • Ketika Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir memenuhi syarat-syarat ini dan didahului Amil Jazm, tanda Jazmnya adalah Sukun yang jelas terlihat di akhir kata.

Soal-Soal

Tentukan macam I’rab Jazm dan tanda Jazm dari kata yang ditebalkan berikut ini. Jelaskan mengapa.

  1. لَمْ يَذْهَبْ أَحْمَدُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ.
    • Kata: يَذْهَبْ – “Dia pergi”
  2. لَا تَكْتُبْ عَلَى الْجِدَارِ!
    • Kata: تَكْتُبْ – “Kamu menulis”
  3. إِنْ يَعْمَلْ خَيْرًا يُجْزَ بِهِ.
    • Kata: يَعْمَلْ – “Dia berbuat”
  4. لِيَشْرَبَا الْمَاءَ.
    • Kata: لِيَشْرَبَا – “Hendaklah mereka berdua minum”

Jawaban

  1. لَمْ يَذْهَبْ أَحْمَدُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ.
    • Kata: يَذْهَبْ – “Dia pergi”
    • Macam I’rab: Jazm.
    • Tanda I’rab: Sukun.
    • Mengapa: Karena ia adalah Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir yang didahului oleh huruf Jazm لَمْ.
  2. لَا تَكْتُبْ عَلَى الْجِدَارِ!
    • Kata: تَكْتُبْ – “Kamu menulis”
    • Macam I’rab: Jazm.
    • Tanda I’rab: Sukun.
    • Mengapa: Karena ia adalah Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir yang didahului oleh huruf Jazm لَا النَّاهِيَةُ.
  3. إِنْ يَعْمَلْ خَيْرًا يُجْزَ بِهِ.
    • Kata: يَعْمَلْ – “Dia berbuat”
    • Macam I’rab: Jazm.
    • Tanda I’rab: Sukun.
    • Mengapa: Karena ia adalah Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir yang berkedudukan sebagai Fi’il Syarat dari huruf Jazm إِنْ.
  4. لِيَشْرَبَا الْمَاءَ.
    • Kata: لِيَشْرَبَا – “Hendaklah mereka berdua minum”
    • Macam I’rab: Jazm.
    • Tanda I’rab: Hadzf Nun (pembuangan Nun).
    • Mengapa: Ini adalah Fi’il Mudhari’ dari Af’alul Khamsah (asalnya يَشْرَبَانِ) yang didahului oleh لَامُ الْأَمْرِ. Jazmnya dengan membuang Nun, bukan dengan Sukun. (Jadi, ini bukan contoh Jazm Sukun pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir, melainkan contoh Jazm Hadzf Nun pada Af’alul Khamsah).

Penutup

Alhamdulillah, kita telah menuntaskan pembahasan tentang Sukun sebagai tanda Jazm pada Fi’il Mudhari’ Shahih Akhir. Ini adalah tanda Jazm yang paling dasar dan akan sering Anda temui.

Pada serial Nahwu Al-Ajurumiyyah berikutnya, insyaallah kita akan melanjutkan pembahasan tanda-tanda Jazm dengan menyelami tanda pengganti, yaitu Hadzf (pembuangan), baik pada Fi’il Mudhari’ Mu’tal Akhir maupun pada Af’alul Khamsah.

Terus semangat dan istiqamah dalam belajar! Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan pemahaman bagi kita semua.